Perkembangan teknologi informasi berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali bahasa yang digunakan. Bahasa dari berbagai bangsa dan negara perlahan bercampur dan terkadang menggantikan bahasa asli dari suatu daerah atau membuatnya punah. Fenomena tersebut menggugah Rizky Septiandy Wicaksono, mahasiswa Teknik Informatika ITS untuk berinovasi agar bahasa Jawa lestari.
Dalam memenuhi Tugas Akhir, ia membuat aplikasi kamus bahasa jawa yang ia beri nama Jawisia (Jawa-Indonesia). Ide pembuatan aplikasi ini merupakan kelanjutan dari Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM GT) milik kelompoknya yang sebelumnya sukses menerima bantuan dana dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti).
Cowok yang akrab dipanggil Septian ini mengatakan bahwa ia tidak ingin apabila suatu saat nanti Bahasa Jawa hilang terlindas arus globalisasi. “Bahasa Jawa adalah salah satu budaya yang perlu dipertahankan,” ujarnya. Selain itu ia juga ingin memberikan fasilitas kepada mahasiswa dari luar Jawa agar mudah untuk mempelajari bahasa jawa.
Jawisia sendiri adalah aplikasi mobile penerjemah Bahasa Jawa ke Indonesia dan sebaliknya. “Aplikasi penerjemah biasanya adalah aplikasi desktop, jadi saya coba untuk membuat aplikasi penerjemah untuk ponsel agar lebih mudah diakses,” terang Septian.
Instalasi dan update database Jawisia dibuat semudah mungkin oleh Septian. Pengguna hanya perlu menyiapkan ponsel yang mendukung aplikasi java dan koneksi Internet.“Download aplikasinya terlebih dahulu, install aplikasinya kemudian update databasenya dan Jawisia sudah dapat digunakan,” papar cowok berkacamata ini.
Java dipilih sebagai bahasa pemrograman aplikasi Jawisia. “Sebagian besar ponsel saat ini kompatibel dengan aplikasi berbasis java,” ujar Septian. Namun dengan naiknya popularitas android, dia juga berencana mengembangkan Jawisia dengan android.
Mahasiswa angkatan 2007 ini mengungkapkan bahwa saat ini baru 1.500 kata bahasa Jawa yang tersedia dalam aplikasi hasil dari penggarapan tugas akhir kuliahnya ini. “Aplikasi ini cukup ringan, hanya memakan sebanyak 128 kb dari memori ponsel,” ungkap Septian.
Aplikasi Jawisia memang tidak memerlukan sambungan internet. “Karena semua data sudah tersimpan di dalam aplikasi.Jadi tinggal membuka aplikasi, ketik kata yang hendak dicari. Bisa dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, begitu juga sebaliknya,” lanjut Septian.
Tidak ada halangan yang berarti dalam pembuatan Jawisia. Awalnya Septian agak kebingungan mencari database perbendaharaan bahasa jawa. Namun dengan bantuan database dari Universitas Gajah Mada, akhirnya masalah terpecahkan. Hanya butuh waktu sekitar dua bulan bagi cowok penggemar futsal ini untuk menyelesaikan Jawisia.
Dalam pengembangannya ke depan, Septian berharap Jawisia bisa menerjemahkan dan membedakan strata Bahasa Jawa yaitu Ngoko, Kromo dan Kromo Inggil. Nantinya ia juga berharap Jawisia dapat menerjemahkan tidak hanya kata namun juga kalimat. “Tentunya saya juga berharap semoga ada yang meneruskan pengembangan Jawisia ini,” tutup Septian.
Sumber: its.ac.id, seputar-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar