Minggu, 06 Maret 2011

OFFICE 2010


Microsoft Office Professional 2010,2007,2003OFFICE 2010 - Dalam menjelaskan Program Microsoft Office ini saya gak akan panjang lebar,karena saya yakin anda lebih banyak tahu dibandingkan saya tentang ini,karena program Office merupakan program wajib yang harus ada di Komputer anda,jadi bagi yang ingin mendownload Microsoft Office Professional 2010 Trial dari situs resminya silahkan Download Disini,dengan ukuran file sebesar 650,27 MB.Lalu bagaimana agar Microsoft office 2010nya bisa jadi full version?Silahkan Klik Disini untuk mendownload Cracknya,tolong dibaca baik baik read me yang ada didalamnya.
2007 - Masih suka dengan versi lama?silahkan anda Download Disini program Microsoft Office Standard 2007 dari situs resmi,dengan ukuran file sebesar 291,04 MB,lalu bagaimana biar office 2007nya bisa full version?
- Instal secara trial,TANPA memasukkan serial number apapun,jadi waktu instalasi,waktu proses memasukkan SN langsung di klik next.
- Setelah selesai menginstal silahkan anda edit file Proof.XML,yang ada pada folder C:\Program Files\Common Files\Microsoft Shared\OFFICE12\Office Setup Controller\Proof.en
- Klik kanan file Proof.XML pilih edit,lalu cari kata2 ini </Feature> <Feature Id="SetupXmlFiles" Cost="1248">
<OptionRef Id="AlwaysInstalled"/>
</Feature>
- Silahkan anda ganti kata2 AlwaysInstalled dengan NeverInstalled,simpan dan close file XMLnya
- silahkan anda jalankan office 2007nya,full version tanpa perlu serial dan aktivasi
- Trik ini bisa diterapkan juga untuk office 2007 versi yang lainnya,kalau ingin tahu versi office 2007 yang lainnya bisa anda Lihat Disini.

2003 -Masih suka dengan program kuno ini?hehehe,silahkan Download Disini programnya,Microsoft Office Professional 2003 tanpa Perlu serial number.File berukuran sekitar 275.23 MB,untuk alternatif link download yang lainnya bisa anda Lihat Disini,saya bagi menjadi dua bagian.Akhir kata semoga bermanfaat buat anda semuanya.

Selasa, 01 Maret 2011

Ratna Agustina & Niken: Siswi SMA Pembuat Knalpot Ramah Lingkungan

                                                                  Ratna dan knalpotnya
Kita tentunya merasa tidak nyaman dengan asap pekat knalpot yang keluar dari kendaraan bermotor setiap harinya. Selain membuat polusi udara dan lingkungan, tentunya gas buang yang dikeluarkan knalpot mengandung gas karbon yang berbahaya bagi kesehatan.
Dalam pameran Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2011 di Balairung Universitas Indonesia (UI), salah satu peserta siswa dari SMAN 2 Bandar Lampung di bidang teknologi, mampu meneliti dan menciptakan sebuah terobosan baru, yakni Katalistik Konverter Sederhana, Knalpot Ramah Lingkungan. Tak berbeda dengan knalpot pada umumnya, hanya saja pada knalpot tersebut dipasangkan batu–batu zeolit sebagai penyaring asap dan gas karbon.
Penciptanya adalah Ratna Agustina dan Niken Dwi Larasati dari kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 2 Bandar Lampung. Menurut Ratna, batu zeolit mudah didapat di toko–toko aquarium yang berfungsi untuk mengurangi emisi dan karbon berbahaya. Harganya Rp 5.000 per kilogram.
Batu zeolit dipilih karena dapat menyerap gas buang kendaraan. Batu zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi dengan unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah.
“Jadi memang batu zeolit ini mampu menarik dan menyaring gas karbon, ditaruh sebagai penyaring dan dipasangkan di dalam kipas yang sengaja dipasang pada knalpot. Mungkin dapat dibantu di bengkel untuk pemasangannya karena harus di las,” ujarnya Ratna.
Batu zeolit adalah batuan asam yang berbutir halus, berpori, serta berstruktur tiga dimensi. Hasilnya, kata Ratna, mampu mengurangi karbon hingga 50 persen lebih. “Sudah kami uji coba dengan diukur menggunakan media kertas sebelum dan sesudah pakai zeolit nampak perbedaannya. Setelah disaring pakai zeolit kehitamannya jauh berkurang, back to nature-lah,” jelasnya.
Menurut Ratna, ide pembuatan knalpot itu berawal dari isu global warming. Dia bersama Niken Dwi Larasati meminta pendapat kepada kakak kelasnya. Akhirnya ide knalpot ramah lingkungan itu muncul dengan menggunakan batu zeolit karena Lampung merupakan penghasil batu zeolit.
Guru Pembina Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 2 Bandarlampung, Siti Nursiah, berharap pemerintah mengembangkan katalitik konventer ini secara massal serta menyosialisasikannya kepada pabrik motor di Indonesia.
“Pada tahun 2011 sudah ada pabrik motor yang menggunakan knalpot yang ramah lingkungan. Penelitian murid kami ini perlu dikembangkan,” ujarnya.
Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2011 menampilkan 170 proyek penelitian para finalis. Pemberian penghargaan bagi para pemenang akan dilaksanakan di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta pada 25 Februari 2011.
Sumber: OkeZone.com, Wartakotalive.com

Muhammad Syukri: Pembuat Alat Ukur Karbonmonoksida yang Dapat Diakses Lewat Handphone

Karbonmonoksida (CO) dalam polusi udara akan mengganggu kesehatan. Dalam kadar yang tinggi, CO dapat menyebabkan manusia sakit kepala, pingsan, bahkan kematian.  Terlebih karbonmonoksida tidak berbau dan tidak dapat dilihat.
Hal inilah mendorong Muhammad Syukri, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),  membuat alat pengukur karbonmonoksida di udara yang dapat diakses melalui telepon seluler. Sistem kerjanya alat pengukur CO diakses user melalui pesan pendek (SMS).
Karena zat karbonmonoksida tersebut berbahaya bagi manusia. Dapat menyebabkan rasa mual dan muntah. Pada kadar 100 hingga 800 ppm (part per million) dapat menyebabkan sakit kepala. Tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan ketidaksadaran, kerusakan otak bahkan kematian. Sifat-sifat itulah yang kemudian menjadikan gas CO dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau the silent killer,” urainya di Kampus Terpadu UMY.
Alat pengukur tersebut mampu diakses melalui telepon seluler. “Sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas yang ingin mengetahui kadar pencemaran gas CO pada suatu tempat. Selain itu alat ini bisa juga digunakan oleh lembaga pemerintah yang selalu memantau kesehatan,”jelasnya.
Pengembangan teknologi tersebut bermanfaat bagi masyarakat untuk mengurangi serangan polusi udara karena respon atau balasan SMS dari pengukur CO mencantumkan tingkat polusi udara di mana user berada.
Cara kerja alat tersebut adalah dengan diletakkan di tempat yang diduga banyak polusi misalnya ruangan untuk merokok, di jalan raya, terminal, garasi, tempat parkir dan tempat-tempat sumber polusi lainnya.
“Pada alat tersebut sudah dilengkapi sensor sehingga ketika ada asap atau udara yang mengandung gas karbonmonoksida langsung akan terdeteksi. Kemudian sinyal akan diteruskan ke mikrokontroller, sebuah alat yang digunakan untuk memproses atau mengolah serta mengkontrol sinyal masukan. Kemudian alat tersebut disambungkan dengan sebuah telepon seluler yang berfungsi menerima pesan dan membalas pesan yang masuk.” tuturnya.
Apabila ingin mengetahui kadar karbonmonoksida suatu tempat, orang tinggal mengirimkan sms dengan format tertentu ke nomor telepon seluler yang telah disambungkan dengan alat tersebut. “Jika ingin mengetahui kadar CO, orang tinggal ketik sms dengan mengetik DT dan dikirimkan ke nomor hape yang sudah disambungkan, nanti pesan akan masuk dan dibalas oleh alat tersebut. Misalnya akan memperoleh balasan sms kadar CO : 25 ppm,”paparnya.
Sehingga melalui alat tersebut dia berharap akan lebih memudahkan orang-orang yang ingin mengetahui kadar karbonmonoksida di lokasi tertentu tanpa harus menunggu di tempat. “Tinggal meletakkan alat ini, kemudian mengirimkan sms lalu akan diketahui hasilnya. Sehingga ketika mengetahui kadar tingginya karbonmonoksida akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya udara bersih dan bahaya polusi udara. Dimana banyak terdapat gas CO di dalamnya,”tegasnya.
“Saya berharap alat yang saya temukan akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya udara bersih atau bahaya polusi udara,” kata Syukri.
Sumber: umy.ac.id, pikiran-rakyat.com

Rizky Septiandy Wicaksono Buat Aplikasi Mobile Penerjemah Bahasa Jawa

Perkembangan teknologi informasi berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali bahasa yang digunakan. Bahasa dari berbagai bangsa dan negara perlahan bercampur dan terkadang menggantikan bahasa asli dari suatu daerah atau membuatnya punah. Fenomena tersebut menggugah Rizky Septiandy Wicaksono, mahasiswa Teknik Informatika ITS untuk berinovasi agar bahasa Jawa lestari.
Dalam memenuhi Tugas Akhir, ia membuat aplikasi kamus bahasa jawa yang ia beri nama Jawisia (Jawa-Indonesia). Ide pembuatan aplikasi ini merupakan kelanjutan dari Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM GT) milik kelompoknya yang sebelumnya sukses menerima bantuan dana dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti).
Cowok yang akrab dipanggil Septian ini mengatakan bahwa ia tidak ingin apabila suatu saat nanti Bahasa Jawa hilang terlindas arus globalisasi. “Bahasa Jawa adalah salah satu budaya yang perlu dipertahankan,” ujarnya. Selain itu ia juga ingin memberikan fasilitas kepada mahasiswa dari luar Jawa agar mudah untuk mempelajari bahasa jawa.
Jawisia sendiri adalah aplikasi mobile penerjemah Bahasa Jawa ke Indonesia dan sebaliknya. “Aplikasi penerjemah biasanya adalah aplikasi desktop, jadi saya coba untuk membuat aplikasi penerjemah untuk ponsel agar lebih mudah diakses,” terang Septian.
Instalasi dan update database Jawisia dibuat semudah mungkin oleh Septian. Pengguna hanya perlu menyiapkan ponsel yang mendukung aplikasi java dan koneksi Internet.“Download aplikasinya terlebih dahulu, install aplikasinya kemudian update databasenya dan Jawisia sudah dapat digunakan,” papar cowok berkacamata ini.
Java dipilih sebagai bahasa pemrograman aplikasi Jawisia. “Sebagian besar ponsel saat ini kompatibel dengan aplikasi berbasis java,” ujar Septian. Namun dengan naiknya popularitas android, dia juga berencana mengembangkan Jawisia dengan android.
Mahasiswa angkatan 2007 ini mengungkapkan bahwa saat ini baru 1.500 kata bahasa Jawa yang tersedia dalam aplikasi hasil dari penggarapan tugas akhir kuliahnya ini. “Aplikasi ini cukup ringan, hanya memakan sebanyak 128 kb dari memori ponsel,” ungkap Septian.
Aplikasi Jawisia memang tidak memerlukan sambungan internet. “Karena semua data sudah tersimpan di dalam aplikasi.Jadi tinggal membuka aplikasi, ketik kata yang hendak dicari. Bisa dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, begitu juga sebaliknya,” lanjut Septian.
Tidak ada halangan yang berarti dalam pembuatan Jawisia. Awalnya Septian agak kebingungan mencari database perbendaharaan bahasa jawa. Namun dengan bantuan database dari Universitas Gajah Mada, akhirnya masalah terpecahkan. Hanya butuh waktu sekitar dua bulan bagi cowok penggemar futsal ini untuk menyelesaikan Jawisia.
Dalam pengembangannya ke depan, Septian berharap Jawisia bisa menerjemahkan dan membedakan strata Bahasa Jawa yaitu Ngoko, Kromo dan Kromo Inggil. Nantinya ia juga berharap Jawisia dapat menerjemahkan tidak hanya kata namun juga kalimat. “Tentunya saya juga berharap semoga ada yang meneruskan pengembangan Jawisia ini,” tutup Septian.
Sumber: its.ac.id, seputar-indonesia.com